Dalam siaran langsung yang ditayangkan sekira pukul 07.30 WIB itu, Tamrin dan Munarman hadir sebagai narasumber tentang sweeping tempat hiburan malam menjelang bulan puasa.
Insiden penyiraman itu terjadi ketika Munarman dan Tamrin tengah berdiskusi mengenai pernyataan polisi yang mengatakan akan memberi sanksi ormas yang melakukan sweeping tempat hiburan malam selama Ramadan. Saat Munarman berbicara, Thamrin menyela dan Munarman langsung naik pitam.
“Anda diam. Anda diam kalau saya ngomong,” teriak Munarman ke sosiolog itu. Tak disangka, Munarman langsung mengambil gelas berisi teh di depannya dan menyiramkannya ke muka Tamrin. Kedua presenter tvOne yang mengawal acara pun kaget dan minta acara segera dihentikan.
Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar juga menjadi salah satu pembicara, namun hanya diwawancarai via telepon.
Insiden penyiraman yang dilakukan Munarman disesalkan banyak pihak. Komnas HAM menilai, Munarman tidak siap untuk berdemokrasi.
"Ini menunjukkan kalau dia (Munarman) tidak siap untuk berdemokrasi," kata Komisioner Bidang Koordinasi Sub Komisi Pengkajian dan Penelitian Komnas HAM, Roichatul Aswidah, di Kantor Komnas HAM, Jumat (28/6/2013).
Sosiolog Universitas Indonesia, Tamrin Amal Tomagola, menyatakan tak akan membalas tindakan juru bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman yang menyiramnya dengan air teh.
“Saya tidak mau melayani preman. Saya tidak akan balas tindakan bercorak preman itu dengan tindakan yang sama. Kalau saya balas, maka saya dan Munarman sama-sama preman,” kata Tamrin
Kronologi versi Tamrin Amal Tomagola
Sosiolog Tamrin Amal Tomagola menceritakan insiden penyiraman air teh yang dilakukan oleh Munarman.
Dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi, yang disiarkan secara langsung oleh TVOne itu, Munarman diundang sebagai Jubir FPI dan Tamrin Amal Tomagola diundang sebagai sosiolof. (Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri) Brigjen Pol Boy Rafli juga diundang, tapi tidak bisa datang karena ada acara di Mabes Polri dan akhirnya diwawancarai via telepon.
Dialog AKI Pagi tvOne tersebut membahas tentang niat polisi untuk menindak tegas ormas yang melakukan sweeping selama bulan Ramadan.
Tamrin mengatakan, dalam dialog itu Munarman menyampaikan beberapa pendapat. Salah satunya, penindakan ormas yang melakukan sweeeping tempat hiburan selama Ramadan ia sebut sudah merupakan agenda tahunan polisi. Munarman juga mengatakan, seharusnya negara adil dan menindak warga negara yang melanggar hukum seperti minum minuman keras atau membuka tempat hiburan di bulan Ramadan yang jelas-jelas melanggar Peraturan Daerah.
“Kalau negara sudah menindak, maka tidak perlu lagi ada tindakan (sweeping dari ormas),” kata Tamrin menirukan ucapan Munarman. Thamrin kemudian mengatakan sependapat dengan Munarman bahwa negara harus adil dalam melindungi warga dari kekerasan apakah di bulan Ramadan atau tidak.
“Kalau ada pelanggaran harus terus ditegakkan hukumnya. Siapapun yang jadi korban harus ditindak tidak perlu menunggu bulan Ramadan,” ujar Tamrin.
Tapi menurutnya, ketika ia mengatakan hal itu, mata Munarman sudah mulai memandanginya dengan curiga. Munarman, kata Tamrin, semakin tampak tidak suka ketika ia mengatakan “Keadilan negara untuk melindungi warga semakin urgent waktu SBY menerima World Statesman Award di New York.”
Menurut Tamrin, Munarman menuduh dirinya selalu membuat analisa politik yang ngawur dan menyudutkan. Munarman mengatakan, tidak ada hubungannya antara politik dengan razia saat bulan Ramadan. Munarman kemudian mengeluarkan dua lembar kertas berisi berita razia tempat hiburan oleh masyarakat sendiri di Papua.
Tamrin pun mengatakan pada Munarman, “Di Papua mungkin tidak ada (hubungannya antara politik dengan razia). Tapi di daerah lain ada. Negara absen dalam menegakkan hukum.” Thamrin mengatakan, dia pun punya data, tapi bukan data di Papua, melainkan di Jawa.
Munarman kemudian mengibas-ngibaskan dua lembar kertas yang ia pegang di depan mukanya. Saat itulah suasana memanas. “Lalu saya bilang ke Munarman, ‘Munarman dengar, kasih saya kesempatan. Data yang saya pakai tidak sama dengan yang kamu pakai.’ Saya lalu angkat telunjuk dan bilang ‘Dengarkan'. Saat itulah dia ambil tehnya dan disiramkan ke muka saya,” ujar Tamrin.
Tamrin mengatakan mereka berdua berargumen meskipun kamera langsung dimatikan setelah insiden penyiraman teh tersebut. Ketika itu, istri Thamrin pun langsung menelepon dirinya sambil menangis karena tidak terima melihat Thamrin dipermalukan. Tapi Thamrin menenangkan istrinya. “Yang mempermalukan diri dan organisasinya adalah Munarman sebagai Jubir FPI. Biar publik yang menilai,” kata Tamrin.
Tanggapan Munarman
Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman mengaku tidak menyesal telah menyiram air ke sosiolog Universitas Indonesia (UI) Tamrin Amal Tomagola.
"Kenapa harus menyesal. Saya kira pantas mendapatakan seperti itu. Ia beragumentasi tanpa data dan bicara dengan kebencian. Orang lagi ngomong ditunjuk-tunjuk," kata Munarman.
Ia tidak memedulikan kesan yang muncul karena tindakannya itu. Ia mempersilakan publik berpendapat. "Saya tidak peduli dengan kesan orang," imbuhnya.
Ia mengklaim tindakan yang dilakukannya mendapat dukungan publik melalui telepon dan pesan pendek. "Banyak dukungan yang masuk, bahkan dari kalangan perguruan tinggi, para dosen," ucapnya.
Ia melakukan itu karena Tamrin menganalis tanpa dasar dan ingin menyelaknya saat berbicara. Padahal, dirinya sedang menjelaskan sweeping tidak hanya dilakukan oleh kelompok Islam.
Selain itu, kata Munarman, Tamrin coba mengadu domba FPI dengan aparat kepolisian.
"Isu SARA dengan mengadu domba polisi. Itu kan sampah, bukan intelektual. Saya ajak diskusi soal aktual, malah mengelak ke persoalan lain. Bahkan, dia membawa award SBY. Tujuannya enggak jelas," tuturnya.
Artikel Selebriti dan Info Sehat Lainnya:
Judul Posting: (VIDEO) HEBOH INSIDEN PENYIRAMAN AIR OLEH JUBIR FPI MUNARMAN TERHADAP SOSIOLOG TAMRIN AMAL TAMAGOLA
Link Posting: http://selebriti-sehat.blogspot.com/2013/06/video-heboh-insiden-penyiraman-air-oleh.html
Rating: 100% based on 99999 ratings. 100 user reviews.
Link Posting: http://selebriti-sehat.blogspot.com/2013/06/video-heboh-insiden-penyiraman-air-oleh.html
Rating: 100% based on 99999 ratings. 100 user reviews.
0 comments:
Post a Comment